Aren (arenga pinnata merr) termasuk tumbuhan berumah dua, atau hermaprodit alias banci, aka bencong.
Jadi, tidak ada istilah aren jantan atau aren betina, seperti beberapa tumbuhan lainnya.
Aren mula-mula tumbuh vegetatif, yakni tumbuh akar, batang dan daun.
Setelah ia merasa dirinya cukup dewasa, sekitar umur 7 tahun, maka aren akan mulai tumbuh generatif. Keluarlah tandan betina, berisi buah, yang biasa dibikin kolang-kaling. Keluarnya tandan betina itu dari celah pelepah paling atas.Lalu keluar tandan betina kedua, dari celah pelepah paling atas kedua. Begitulah seterusnya, makin lama makin ke bawah. Jumlah tandan buah betina ini antara 3-6 tandan dan tenggat waktunya cukup rapat.
Sejak keluarnya tandan betina pertama, aren berhenti total tumbuh vegetatif. Artinya, aren tidak bertambah tinggi lagi, juga tidak keluar daun baru lagi. Karenanya, jangan sembarangan memotong pelepah daun aren. Minimal 12 pelepah harus tersisa dalam satu pohon.
Setelah habis tandan betina, lalu keluarlah tandan jantan. Isinya adalah bunga, sebesar buah melinjo yang besar. Warnanya hijau ungu. Jika pecah akan mengeluarkan serbuk sari yang sangat banyak, berwarna kuning kunyit.
Tandan jantan inilah yang biasa disadap orang untuk diambil niranya. Nira aren lalu diolah menjadi gula aren, gula semut, gula meja cair, minuman segar dingin (jus nira), alkohol, ethanol atau pun methanol.
Membudidayakan aren tidak mengenal istilah gagal, karena setiap pohon aren pada waktunya akan mengeluarkan tandan betina dan tandan jantan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar