Selasa, 19 April 2016

Benarkah Pohon Aren Dapat Menjadi Konservator Air Tanah?





Bila tanaman aren berupa hutan aren, maka tak perlu lagi kita meragukan fungsi konservasi air pada pohon aren. Ini terjadi karena pohon aren menyimpan air di batangnya dan akan mengeluarkannya lewat akar pada musim kering. Satu batang pohon aren dewasa dapat menyimpan air hingga 200 liter (Dian Kusumanto, 2012).
Bagaimana jika pohon aren itu disadap dan diambil air niranya?
Demi menjawab pertanyaan ini, kita layak untuk mengumpulkan beberapa data, menganalisanya lalu menarik kesimpulan sementara.
Berapa jumlah air yang dihabiskan oleh sebatang pohon aren dewasa belum diketahui, karena belum ada penelitian yang akurat tentang hal itu. Namun kita dapat berkaca pada pohon kerabat dekat aren, yakni kelapa sawit.
Ada beragam pendapat tentang banyaknya air yang dipakai oleh satu batang pohon sawit dewasa dalam satu hari. Ada yang mengatakan 8-10 liter perpohon perhari (Martoni, 2012). 12 liter perpohon perhari (Walhi, Desriko,  2015). 16 liter perpohon perhari ( gpflexi, anonim, 2006). Juga ada seorang ahli lahan gambut dari UGM, Azwar Maas, mengatakan bahwa untuk menghasilkan 1 kg buah sawit, dibutuhkan air sebanyak 400 liter (Tempo, 17 November 2015).
Karena itu, ada beberapa pihak yang lalu bersikap ‘memusuhi’ pertanaman kelapa sawit (Greenpeace, etc), dengan alasan merusak keseimbangan sistem peredaran air lingkungan. Namun argumen mereka dengan mudah dapat dipatahkan, karena berdasarkan data, ada banyak sekali jenis tanaman utama yang jauh lebih banyak menghabiskan air dalam proses evapotranspirasi.  Mari kita simak kutipan data berikut :
Perkiraan penggunaan air melalui evapotranspirasi pada padi sawah di dunia adalah 859 juta meter  kubik pertahun. Produksi  gabah sedunia diperkirakan sejumlah 600 juta ton. Untuk memproduksi satu kilogram gabah memerlukan 1.432 liter air evapotranspirasi. Secara umum, rata-rata pengunaan air untuk budidaya padi sama dengan untuk budidaya wheat (sejenis gandum), tetapi lebih tinggi dari pada untuk budidaya jagung dan barley. Menurut Falkenmark dan Rockstrom (2004) untuk memperoleh satu kilogram wheat memerlukan air sebanyak 1.480 liter, jagung 1.250 liter dan barley 1.000 liter. Sedangkan menurut Chapagain dan Hoekstra (2004),  untuk memperoleh satu kilogram wheat memerlukan air sebanyak 1.300 liter dan untuk jagung 900 liter.

Lalu mengapa faktanya dimana sawit ditanam dalam skala luas, maka daerah itu akan mengalami penurunan level air tanah? Jawabnya bukan hanya karena proses evaporasi sawit, atau translokasi air kandungan dalam tbs yang kadarnya 24 persen itu saja, tetapi lebih karena dibuatnya kanal-kanal penyalur air yang langsung membuang air hujan ke sungai lalu ke laut. Semua perkebunan sawit akan membuat kanal-kanal air untuk mencegah terendamnya tanaman kelapa sawit, karena hal ini akan membuat tanaman sawit menjadi kuning dan layu akibat terhambatnya proses respirasi akar sawit (Bang Pilot, 2016).

Jika dianggap satu pohon kelapa sawit dewasa menghabiskan air sebanyak 10 liter/hari dalam proses evaporasi, translokasi dan aspirasi-nya, maka dapat dianggap sebatang pohon aren dewasa menghabiskan air sebanyak 2,5-3 liter perpohon perharinya.  Ini karena jumlah daun aren hanya sekitar seperempat jumlah daun pohon kelapa sawit. Selain itu pohon aren juga dikenal tumbuh dengan lambat hingga tidak terlalu membutuhkan banyak air (Bang Pilot, 2016).

Tetapi harus juga diingat, ketika aren disadap, maka pohon aren akan mengeluarkan nira. Jumlah nira reratanya adalah 10 liter perpohon perhari. Dengan rendemen 13-15 persen, maka ada kandungan gula sebanyak  1.300-1.500 gram dalam nira yang 10 liter itu. Untuk membentuk satu kilogram gula, dibutuhkan 100 liter air dalamproses fotosintesa (Azwar Maas, 2015). Artinya, satu pohon aren yang disadap dalam satu hari akan menghabiskan air sebanyak 133-153 liter. Angka ini masih jauh lebih baik jika dibandingkan dengan kelapa sawit yang menghabiskan air 400 liter untuk menghasilkan satu kilogram buah sawit. Produksi normal satu pohon kelapa sawit yang baik adalah satu kilogram tbs perhari.  

Namun di lain sisi, aren lebih buruk dalam hal translokasi air pada proses pengolahan produk. Satu kilogram buah sawit (tbs) hanya mengandung 240 mililiter air, sedangkan pohon aren mengeluarkan 8,6 liter air perhari. Baik air dalam tbs maupun nira akan diuapkan dengan cara dipanaskan pada saat proses pengolahan produk.

Untuk mengurangi efek penguapan air pada nira aren, maka dapat ditempuh dengan memakai filter nira semi permiabel. Dengan alat ini, 50-60 persen air dapat dipisahkan dari nira (Dian Kusumanto, 2012). Air yang dipisahkan tadi adalah berupa air murni, yang tentunya dapat dikembalikan ke alam dengan cara menyiramkannya ke perakaran aren. Bisa dengan cara manual, bisa pula dengan sistim irigasi pipanisasi (Bang Pilot, 2016).   

Silahkan berdiskusi di bawah.
Salam petani aren sejahtera!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar