Bila tanaman aren berupa hutan aren, maka tak perlu lagi
kita meragukan fungsi konservasi air pada pohon aren. Ini terjadi karena pohon
aren menyimpan air di batangnya dan akan mengeluarkannya lewat akar pada musim
kering. Satu batang pohon aren dewasa dapat menyimpan air hingga 200 liter
(Dian Kusumanto, 2012).
Bagaimana jika pohon aren itu disadap dan diambil air
niranya?
Demi menjawab pertanyaan ini, kita layak untuk mengumpulkan
beberapa data, menganalisanya lalu menarik kesimpulan sementara.
Berapa jumlah air yang dihabiskan oleh sebatang pohon aren
dewasa belum diketahui, karena belum ada penelitian yang akurat tentang hal
itu. Namun kita dapat berkaca pada pohon kerabat dekat aren, yakni kelapa
sawit.
Ada beragam pendapat tentang banyaknya air yang dipakai oleh
satu batang pohon sawit dewasa dalam satu hari. Ada yang mengatakan 8-10 liter
perpohon perhari (Martoni, 2012). 12 liter perpohon perhari (Walhi,
Desriko, 2015). 16 liter perpohon
perhari ( gpflexi, anonim, 2006). Juga ada seorang ahli lahan gambut dari UGM, Azwar
Maas, mengatakan bahwa untuk menghasilkan 1 kg buah sawit, dibutuhkan air
sebanyak 400 liter (Tempo, 17 November 2015).
Karena itu, ada beberapa pihak yang lalu bersikap ‘memusuhi’
pertanaman kelapa sawit (Greenpeace, etc), dengan alasan merusak keseimbangan sistem
peredaran air lingkungan. Namun argumen mereka dengan mudah dapat dipatahkan,
karena berdasarkan data, ada banyak sekali jenis tanaman utama yang jauh lebih
banyak menghabiskan air dalam proses evapotranspirasi. Mari kita simak kutipan data berikut :
Perkiraan
penggunaan air melalui evapotranspirasi pada padi sawah di dunia adalah 859
juta meter kubik pertahun. Produksi gabah sedunia diperkirakan sejumlah 600 juta
ton. Untuk memproduksi satu kilogram gabah memerlukan 1.432 liter air
evapotranspirasi. Secara umum, rata-rata pengunaan air untuk budidaya padi sama
dengan untuk budidaya wheat (sejenis gandum), tetapi lebih tinggi dari pada
untuk budidaya jagung dan barley. Menurut Falkenmark dan Rockstrom (2004) untuk
memperoleh satu kilogram wheat memerlukan air sebanyak 1.480 liter, jagung
1.250 liter dan barley 1.000 liter. Sedangkan menurut Chapagain dan Hoekstra
(2004), untuk memperoleh satu kilogram
wheat memerlukan air sebanyak 1.300 liter dan untuk jagung 900 liter.
Lalu mengapa
faktanya dimana sawit ditanam dalam skala luas, maka daerah itu akan mengalami
penurunan level air tanah? Jawabnya bukan hanya karena proses evaporasi sawit,
atau translokasi air kandungan dalam tbs yang kadarnya 24 persen itu saja,
tetapi lebih karena dibuatnya kanal-kanal penyalur air yang langsung membuang
air hujan ke sungai lalu ke laut. Semua perkebunan sawit akan membuat
kanal-kanal air untuk mencegah terendamnya tanaman kelapa sawit, karena hal ini
akan membuat tanaman sawit menjadi kuning dan layu akibat terhambatnya proses
respirasi akar sawit (Bang Pilot, 2016).
Jika
dianggap satu pohon kelapa sawit dewasa menghabiskan air sebanyak 10 liter/hari
dalam proses evaporasi, translokasi dan aspirasi-nya, maka dapat dianggap
sebatang pohon aren dewasa menghabiskan air sebanyak 2,5-3 liter perpohon
perharinya. Ini karena jumlah daun aren
hanya sekitar seperempat jumlah daun pohon kelapa sawit. Selain itu pohon aren
juga dikenal tumbuh dengan lambat hingga tidak terlalu membutuhkan banyak air
(Bang Pilot, 2016).
Tetapi harus
juga diingat, ketika aren disadap, maka pohon aren akan mengeluarkan nira.
Jumlah nira reratanya adalah 10 liter perpohon perhari. Dengan rendemen 13-15
persen, maka ada kandungan gula sebanyak
1.300-1.500 gram dalam nira yang 10 liter itu. Untuk membentuk satu
kilogram gula, dibutuhkan 100 liter air dalamproses fotosintesa (Azwar Maas,
2015). Artinya, satu pohon aren yang disadap dalam satu hari akan menghabiskan
air sebanyak 133-153 liter. Angka ini masih jauh lebih baik jika dibandingkan
dengan kelapa sawit yang menghabiskan air 400 liter untuk menghasilkan satu
kilogram buah sawit. Produksi normal satu pohon kelapa sawit yang baik adalah
satu kilogram tbs perhari.
Namun di
lain sisi, aren lebih buruk dalam hal translokasi air pada proses pengolahan
produk. Satu kilogram buah sawit (tbs) hanya mengandung 240 mililiter air,
sedangkan pohon aren mengeluarkan 8,6 liter air perhari. Baik air dalam tbs
maupun nira akan diuapkan dengan cara dipanaskan pada saat proses pengolahan
produk.
Untuk
mengurangi efek penguapan air pada nira aren, maka dapat ditempuh dengan
memakai filter nira semi permiabel. Dengan alat ini, 50-60 persen air dapat
dipisahkan dari nira (Dian Kusumanto, 2012). Air yang dipisahkan tadi adalah
berupa air murni, yang tentunya dapat dikembalikan ke alam dengan cara
menyiramkannya ke perakaran aren. Bisa dengan cara manual, bisa pula dengan
sistim irigasi pipanisasi (Bang Pilot, 2016).
Silahkan
berdiskusi di bawah.
Salam petani
aren sejahtera!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar