Minggu, 19 Juni 2016

Jangan Sia-Siakan Aren, Ia Anugrah Yang Besar Dari Tuhan



Kita adalah manusia, mahkluk tercerdas yang pernah ada di muka bumi. Sepanjang sejarah, manusia  sudah membuat begitu banyak perubahan pada satu-satunya planet yang bisa kita huni ini. God has created the earth and then human has change it to a world. Dunia adalah bentuk baru dari planet bumi. Sebuah ranah dimana manusia merasa lebih mmudah dan lebih nyaman untuk menjalani hidup. 

Beberapa perubahan itu dilakukan dengan tanpa merusak bumi, namun sebagian besarnya telah mendegradasi bumi hingga menjadi lebih labil. Polusi telah menghasilkan lubang ozon yang besarnya sudah lebih besar dari benua Amerika, juga menyebabakan perubahan iklim. Sementara itu, perusakan biota hijau telah memperparah kualitas udara di bumi.

Ada banyak pakar lingkungan yang percaya bahwa pemanasan global  dipicu oleh ulah manusia, meski sebahagian yang lain malah mengajukan issue pendinginan global.

Pada dasarnya, kedua teori itu ada benarnya. Bumi menjadi semakin panas dalam kurun waktu tertentu, lalu berubah menjadi lebih dingin pada kurun waktu yang lain. Dan kedua gejala alam yang tak bersahabat ini memang punya benang merah dengan segala aktivitas manusia selama berabad-abad. Utamanya sejak terjadinya revolusi industri pada pertengahan abad ke delapan belas.

Jika kita fokus pada rusaknya biota hijau di bumi, maka Indonesia adalah salah satu negara yang mengalami hal itu secara masif dan dalam skala yang sangat besar. Setiap tahunnya, ada jutaan hektar hutan di Indonesia yang dirusak oleh para pemilik HPH yang serakah dan tidak punya visi lingkungan. Mudahnya izin, tanpa pengawasan dan tindakan pembiaran dari pemerintah, tentu saja punya andil besar dalam hal ini.

Di lain sisi, jumlah penduduk Indonesia makin membengkak dari waktu ke waktu. Mulut sebanyak 260 juta itu harus terus disuapi makanan agar bertahan hidup secara wajar. Dan, tanah masih adalah satu-satunya media yang paling mudah ditanami untuk mendapatkan sumber makanan buat manusia. Tanah Indonesia setidaknya harus bisa menghasilkan 130 juta kilogram makanan setiap harinya agar orang Indonesia tidak kelaparan.

Berkaca pada dua hal tadi, rusaknya hutan dan besarnya kebutuhan akan pangan, harusnya dapat dikelola dengan arif. Hutan yang sudah terlanjur rusak tadi bisa ditanami dengan tanaman yang menghasilkan makanan sekaligus juga menghasilkan oksigen. Dan, keberlanjutan sistem ini kiranya dapat menjamin terpenuhinya hajat hidup orang banyak. Artinya, bumi harus dikelola sedemikian rupa hingga dapat dipergunakan secara optimal, generasi ke generasi.  Kita tidak boleh hidup nyaman sekarang, tetapi mewariskan sebuah planet yang gersang bagi anak cucu di masa depan.

Sebagian ahli mengatakan bahwa planet bumi masih aman untuk ditinggali manusai sampai lima miliar tahun ke depan. Tetapi tentu saja manusia harus bijak mengelolanya. Jika tidak, maka tak perlu waktu selama itu untuk membuat bumi kehilangan daya dukungnya bagi kehidupan manusia.

Secara semesta, bagaimanakah unsur pendukung kehidupan di bumi dapat habis?

Coba lihat perhitungan sederhana berikut.
Seumur hidupnya, rerata seorang manusia akan menghabiskan zat sebanyak 250 gram x 50 tahun x 364 hari = 45.550.000 gram atau 45,55 ton zat. Jika saat ini ada 6 miliar jiwa penghuni bumi, maka dalam satu generasi akan habis 273,3 miliar ton zat. Yang kembali ke bumi dalam bentuk jasad manusia adalah 50 kg x 6 miliar = 300 miliar kilogram atau hanya 300 juta ton. Jadi, ada 273 miliar ton zat (unsur hara bumi) yang dihabiskan manusia dalam jangka waktu 50 tahun saja. Sebahagian zat itu berubah menjadi energi. Padahal belum ada metode yang bisa dilakukan untuk mengubah energi yang lepas ke angkasa, kembali menjadi zat. Kita tentu tahu ini cukup berkaitan dengan hukum kekekalan energi.

Untuk menghemat cadangan zat hara bumi, manusia harus menanam tanaman yang dapat menghasilkan pangan sekaligus juga menghasilkan bahan kebutuhan lainnya. Tanaman itu haruslah multi guna. Ada banyak bagiannya yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Dan tanaman aren adalah salah satunya.

Produk dari tanaman aren memang ada banyak. Dan nyaris semua bagiannya dapat dimanfaatkan untuk menunjang kebutuhan hidup manusia. Ada buahnya yang menjadi sumber bahan pangan sehat berbentuk kolang-kaling. Kulit buahnya bisa diolah menjadi pupuk kompos, atau dikeringkan menjadi bahan bakar alternatif. Tandan buahnya yang besarnya sedang dan lurus-lurus itu juga bisa menjadi substitusi bagi kayu bakar. Daunnya bisa menjadi pakan ternak. Pelepahnya bisa menjadi bahan bangunan sederhana. Batangnya juga sudah mulai diolah menjadi bahan perkayuan yang bermutu baik dan tahan lama. Akarnya merupakan salah satu bahan obat herbal. Dan tentu saja yang paling ajaib adalah niranya yang dapat diolah menjadi gula, minuman segar, ethanol dan methanol industri maupun alkohol farmasi.  Selain itu, masih ada kabung atau bagian dalam batang aren yang bisa menjadi bahan makanan tambahan untuk unggas.

Sungguh, sepohon aren adalah salah satu karunia Tuhan yang sangat bernilai bagi ummat. Adalah naif sekali jika kita masih terus mengabaikanya. 

    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar