Tinggi batang aren dan diameter batangnya memang berpengaruh
terhadap hasil nira. Pohon aren yg terlalu pendek akan mengeluarkan tandan
sadap yang sedikit, sedangkan diameter batang yang kecil akan menjadi penyebab
kecilnya debit nira. Karena itulah diusahakan agar pohon aren yang kita tanam
akan bisa memiliki diameter yang besar
(lebih dari 40 cm) dan tinggi batang yang optimal (10-12 meter). Dan kerena itu
pulalah saya, maaf, selalu menganjurkan penanaman aren aksasi dalam, bukan aren
aksasi genjah yang berpostur pendek, atau aren aksasi tinggi yang bakal tumbuh
menjulang.
Teknik penanaman aren diusahakan batas terbenamnya adalah
tepat pada batas antara akar dengan batang. Namun saya tetap menganjurkan
sistim lembah tangkapan air, dengan tujuan untuk mempermudah penyiraman jika
diperlukan, dan mencegah hanyutnya pupuk yang diaplikasikan pada tanaman muda
saat musim penghujan.
Ada pun jarak tanam, saya tetap menganjurkan jarak 5x6 meter
atau lebih baik lagi 4,25x7 meter sistim mata lima atau segitiga sama kaki. Dan
tumpang sari hanya dengan tanaman muda, bukan dengan tanaman tahunan. Mengapa?
Adalah fakta tak terbantahkan bahwa aren termasuk spesies
tumbuhan yang akan mati sendiri manakala semua tandan bunganya sudah keluar.
Dan rentang waktu keluarnya tandan bunga pertama dengan tandan bunga terakhir
berkaitan erat dengan ketinggian batang dan jarak antar pelepah. Kita ketahui
bahwa setiap tandan bunga aren akan keluar dari celah atau bekas celah pelepah
daun. Semakin pendek batang aren, maka akan semakin cepat matinya. Semakin jarang
jarak antar pelepah, maka akan semakin cepat pula matinya pohon. Secara umum dapat dikatakan bahwa lamanya masa
memanen sama dengan lamanya masa menunggu mulai memanen. Bila masa menunggu
adalah 8 tahun, maka masa panen akan selama 8 tahun pula, atau kurang sedikit.
Jika aren ditanam terlalu rapat, maka biasanya pohon akan
tumbuh meninggi, diameter batang mengecil dengan jarak pelepah yang jarang, diatas 30 cm.
Itu memang sudah mejadi naluri buat semua jenis tetumbuhan untuk berusaha
menang dalam perebutan mendapat paparan cahaya matahari (dan cahaya bulan juga,
menurut sebagian kecil peneliti). Jika aren ditanam secara tumpang sari dengan
tanaman tahunan yang juga tinggi, maka hal yang sama akan terjadi.
Mengingat aren adalah tumbuhan yang memiliki umur yang
terbatas, maka untuk mendapatkan keberlangsungan produksi, perlu dipikirkan
cara agar masa tunggu panen pada penanaman kedua tidak terlalu lama lagi.
Metode yang dapat diterapkan dalam hal mengetasi dua masalah ini adalah
pengaturan jarak tanam dan penanaman bibit baru di bawah tanaman produksi
(under planting).
Jika kita mengutamakan keberlangsungan produksi pada
sebidang lahan, maka jarak tanam yang paling sesuai untuk program under
planting di masa depan adalah 5x6 meter atau 4,25x7 meter. Lorong yang selebar
6 meter atau 7,25 meter itu membujur arah Timur-Barat. Dalam satu hektar lahan
akan didapat 333 batang tegakan aren.
Pada lorong yang terlebar itulah kelak akan ditanam sebaris
bibit aren baru sesaat setelah kebun aren mulai berproduksi. Dengan cara ini,
maka masa tunggu panen kedua hanya akan menjadi kurang dari setengah masa menunggu
periode pertama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar