Minggu, 29 Desember 2013

AREN Berpotensi dan Bernilai Ekonomis

AREN Berpotensi dan Bernilai Ekonomis
Menuju Kubar, Kukar dan Samarida Bebas Banjir
Oleh : Jeinner J Rawung


Sederhananya, banjir dicegah, belajar anak usia sekolah di sepanjang jalur Mahakam tidak terganggu. Tujuan mengkualitaskan Sumber Daya Manusia (SDM) mudah tercapai. Belum lagi, indikasi ekonomis yang mengikuti jika upaya seperti yang diharapkan dilakukan. Masyarakat punya sumber pendapatan, pabrik pembuatan gula dan sebagainya dibangun, warga dapat lapangan pekerjaan, ya ujung-ujungnya SDM di Kaltim berdaya.


Jujur saja, penulis sangat mengapresiasi usaha kampanye budidaya Aren oleh Direktur Borneo Orangutan Survival (BOS) Willie Smith dan Anggota DPRD Kukar Saiful Aduar. Dalam beberapa pemberitaan Kaltim Post, ’Orang asing’ seperti Willie (pengelola Samboja Lestari) mau mati-matian memperjuangkan gerakan budidaya Aren. Begitu pula Saiful serta beberapa kolega di DPRD Kukar sangat peduli dan lebih memilih berguru dan mengunjungi sentra budidaya Aren di Minahasa Sulawesi Utara (Kolom Pro Kutai Kertanegara, dalam Kaltim Post, Sabtu, 7/7).

Dari berbagai riset termasuk hasil studi kunjungan, anggota DPRD Kukar mengkomunikasikan kelebihan pohon Aren yang secara nyata mendukung pencapaian program Gerbang Dayaku II. Saiful menuturkan, bahwa tanaman Aren bernilai ekonomis tinggi dan berpotensi dikembangkan di Kukar. Pernyataan itu tepat. Hampir semua bagian pohon Aren bisa dimanfaatkan. Selain untuk dikonsumsi (seperti nira dan buah), produk pohon Aren dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak (batangnya) untuk atap rumah (daunnya) sampai perlengkapan rumah tangga lainnya.

Di Minahasa, kisaran harga Gula Aren (gula merah) yang diproduksi Pabrik Gula Aren pertama dan terbesar di Indonesia serta diekspor ke berbagai negara itu, sudah mencapai Rp. 96 Ribu Rupiah per kilogram (bandingkan dengan Karet yang hanya Rp 6 Ribu Rupiah). Belum lagi, jika nira Aren difermentasi, akan menghasilkan ethanol. Ethanol digunakan berbagai negara maju sebagai bahan bakar kendaraan bermotor pengganti bensin. Dengan membudidayakan Aren, terbuka juga lapangan pekerjaan, baik petani Aren itu sendiri, dan karyawan (jika telah dibangun pabrik Aren). Hebatnya lagi, mengkonsumsi gula Aren dapat memperpanjang angka harapan hidup sampai 12 Tahun.

Selanjutnya, tanaman Aren itu mudah dibudidayakan di tanah Kalimantan. Sebagai contoh, masyarakat adat Dayak di Hulu Mahakam, sangat akrab dan familir dengan Pohon Aren. Observasi Penulis dan Tim LBP2SDM, banyak warga Kampung Sakaq Tada, Kampung Gemuruh dan Kampung Sakaq Lotoq di Kubar menjadi petani Aren. Produksi Gula Aren para petani Aren di tiga Desa itu, dikenal luas berkualitas baik, meskipun pengolahannya masih secara tradisional.


Aren sebagai Pelestari Alam dan Pencegah Banjir

Sekali lagi, belajar dari banyak penelitian, Pohon Aren punya banyak keunggulan dan manfaat. Pohon Aren sangat efektif dan dapat diandalkan mencegah banjir maupun tanah longsor. Berikut hasil riset yang terus dipublikasikan Tokoh Adat Minahasa Vence Sumual (pimpinan Permesta yang dahulunya memperjuangkan Otonomi Daerah, yang secara tidak langsung terbukti saat ini), di berbagai daerah :

1. Pohon Aren memiliki kemampuan menahan terlama dan terbanyak volume air hujan di atas pohon, saat hujan (setiap batang pelepah daun bisa menahan 1-2 liter selama beberapa jam, pada umur 5-7 tahun memiliki pelepah dari pangkal batang sampai ke ujung pohon) sehingga memberikan waktu yang panjang untuk tanah di bawah pohon untuk dapat menyerap lebih banyak air, dan dengan sendirinya akan menyimpan air tanah yang paling banyak (penelitian sementara para profesor dan para peneliti geologist, Pohon Aren bisa menyimpan / menyerap 200 liter air – 10 galon minyak atau galon Aqua). Tak dipungkiri, ini berperan mencegah banjir.

2. Bukan hanya menahan air, Pohon Aren sangat efektif menahan tanah. Ini karena Pohon Aren sangat dalam menancap di tanah (padahal untuk menanamnya gampang, dilempar saja bibit, apalagi di daerah tebing). Di Minahasa telah terbukti, sewaktu banjir dan tanah longsor melanda wilayah itu akhir Tahun 2000 lalu. Lokasinya teramati di Kecamatan Motoling Minahasa Selatan. Ada satu tebing di sebelah jalan, semuanya longsor, kecuali bagian tebing yang ada rumpun Pohon Aren. Jelas bahwa Pohon Aren kuat dan tegar menahan banjir dan tanah longsor.

3. Dengan sifatnya yang banyak menyimpan air, jelas dapat menyuburkan pohon atau tanaman lain yang ada di bawahnya atau disekitarnya. Jadi Pohon Aren dapat dijadikan tanaman perintis pada lahan gundul. Pohon Aren akan tetap tumbuh dan memberikan nilai ekonomis, meskipun nantinya telah tertutup dengan pohon lain yang tumbuhnya menyusul. Karena, Pohon Aren memiliki batas ketingian dan akan selalu tumbuh dan mati setelah mencapai umur ketinggian tertentu.


Penutup

Dahlan Iskan (dalam, Kaltim Post, Senin, 2/7) tertarik membahas lompatan ekonomi Tiongkok (Cina) yang cepat dan spektakuler. Penilaiannya Dahlan Iskan itu adalah : apa yang dibicarakan (diprogramkan pemerintah Cina), langsung diputuskan, dibangun (dilaksanakan) dan jadi (berhasil). Namun, Penulis dan LBP2SDM mampu hanya sebatas mewacanakan.

Nanti, setelah bersama adikuat mengidentifikasi bahwa masalah banjir itu diakibatkan oleh gundulnya hutan Kalimantan (kayunya sudah habis), berikut memprediksi bahwa jika tak acuh malah akan lebih fatal akibatnya. Sebaliknya input Penanaman Pohon Aren ternyata mampu mencegah banjir. Maka, untuk soal pengambilan keputusan (Decition), sudah ada di tangan kita selaku masyarakat, lebih-lebih Pemerintah terkait (Pemprov, Pemkab-Pemkot). Setelah diputuskan banjir harus dicegah, umpamanya, dengan gerakan penanaman sejuta Pohon Aren, maka harus segera dieksekusi. Jangan malah terus terlambat, menyengsarakan dan memuakkan, begitu.***


*) Penulis adalah Direktur LBP2SDM dan Deputi Perencanaan Brigade Manguni Kalimantan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar