Mengurangi kandungan air dari Nira Aren dengan Teknologi Membran dan Reverse Osmosis
Nira mengalir terus menerus dari pohon melalui pipa-pipa hingga ke tempat penampungan Nira Akhir di Pabrik
Pemanasan awal Nira di Pan Evaporator
Pemasakan
Nira yang sudah kental (setelah melalui alat RO) di Pan Evaporator
hingga menjadi Syrup dengan kadar Gula (Brix) mencapai sekitar 66 %.
Dapur
Pemasakan yang sangat bersih sehingga produk hasil pengolahannya
bermutu sangat baik, bersih dan hiegenis, sangat layak ke pasar Super
Market dan Pasar Ekspor.
Alat
ini berfungsi untuk pemompa nira agar apabila jaringan pipa tidak bisa
mengandalkan gaya gravitasi, maka nira tetap akan mengalir menuju
penampungan akhir dan sekaligus pengolahan Nira selanjutnya.
Alat
RO untuk Nira dari pohon Maple (Maple saccharrum) di Canada dan
Amerika Bagian Utara. Sekarang hampir setiap perajin di Canada sudah
memiliki alat RO ini.
Alat RO untuk mengeluarkan massa air murni dari Nira Maple di Canada
Mengurangi kandungan air dari Nira Aren dengan Teknologi Membran dan Reverse Osmosis
Oleh : Dian Kusumanto
Mengolah Nira menjadi Gula adalah tujuan utama dari perkebunan Aren. Namun
untuk mengolah Nira menjadi Gula Aren Cetak, para perajin tradisional
memerlukan bahan bakar berupa kayu bakar yang sangat banyak untuk
memasaknya. Memasak Nira sebenarnya bertujuan untuk menguapkan air dari Niranya. Nira yang terdiri dari Gula dan Air, akan semakin mengental pada saat dimasak, karena air dalam nira berkurang sedangkan kadar Gula semakin meningkat.
Selama ini, untuk
mengurang kadar air Nira dilakukan dengan cara mendidihkan air, yaitu
dengan memasak nira pada suhu yang tinggi dengan waktu yang lama. Air mulai mendidih pada suhu 100 derajat Celcius, air
akan berubah menjadi uap air yang panas, dan uap air yang panas akan
naik ke atas karena memiliki masa jenis yang sangat ringan. Untuk
menguapkan massa air yang sangat banyak maka memerlukan energy panas
yang sangat besar dan diekspose dengan waktu yang lama.
Untuk mendidihkan Nira biasanya dilakukan dengan memanaskan Nira di atas wadah logam atau keramik. Wadah atau “Pan” tempat memanaskan, mendidihkan, menguapkan Nira sering disebut dengan “Pan Evaporator”. Wadah ditaruh di atas tungku, atau pemanas yang terbuat dari tanah liat, batu atau dari logam. Pada umumnya petani atau perajin Gula Aren menggunakan Dapur tanah liat dengan bahan bakar kayu.
Sistem Tungku dan Wadah Masak Nira yang lazim digunakan, antara lain :
- Sistem Tungku Tanah Liat dengan Kuali Tanah Liat
- Sistem Tungku Tanah Liat dengan Wadah Logam (Wajan)
- Sistem Tungku Tanah Liat dengan Wadah Masak dari Drum bekas
- Sistem Tungku Semen dengan Wajan Besar dari Logam
- Sistem Tungku Semen dengan Wadah Nira Drum Bekas
- Sistem Tungku Semen dengan Wadah masak Nira Stainlees Still
- Sistem Tungku Tertutup berbahan Semen dan atau Logam dengan Wadah masak Nira Logam/ stainless still.
Sistem dehidrasi Nira (pengurangan air nira) dengan tungku daan wadah terbuka ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan sebagai berikut :
Kelebihannya adalah :
|
Kekurangannya :
|
|
|
Beberapa kemajuan system tungku dalam pengolahan Nira menjadi Gula dapat kita lihat di Canada dan Amerika Utara, yaitu dalam industry Maple Syrup. Maple (Maple Saccharrum) adalah satu jenis pohon yang bisa mengeluarkan Nira (air yang mengandung Gula) yang banyak tumbuh di Canada dan Amerika Utara. Perkembangan teknologi pengolahan Nira menjadi Gula Cair atau Syrup sangat pesat. Oleh karena itu bisa kita jadikan rujukan untuk teknologi pengolahan Nira Aren, Nira Kelapa, Nira Siwalan dan Nipah sebagai Gula Sirup, Gula Semut, Gula Merah Serbuk, Gula Merah Cetak, dll.
Pada industry pengolahan Nira Maple di Canada misalnya, system tungku sudah menggunakan system tungku tertutup. Sistem tungku tertutup memiliki ciri sebagai berikut :
- Tempat perapian atau pembakaran tertutup, tidak ada celah untuk keluarnya api pembakaran.
- Antara tungku dan wadah penampung yang dipanaskan tertutup rapat dan tidak ada celah yang memungkinkan api (energy) keluar percuma.
- Biasanya dilengkapi dengan Cerobong asap yang ujungnya keluar dari ruangan tempat pemasakan, sehingga dapur bersih dari kemungkinan adanya jelaga atau debu hasil pembakaran.
Pola tungku tertutup sendiri memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut :
Kelebihan
|
Kekurangan
|
|
|
Pada perkembangan baru teknologi pengolahan Nira, dikenal alat yang dinamakan RO Mechine atau Alat Reverse Osmosis. Alat RO ini berfungsi untuk memisahkan antara Nira dengan Air murninya dengan system membrane. Penggunaan RO ini tidak memerlukan pemanasan, namun hanya energy listrik untuk menjalankan pompa tekanan agar massa Nira yang terdiri dari air dan gula dapat melalui atau menerobos pori-pori membrane . Karena
molekul Gula lebih besar dari pada pori-pori membrane , maka hanya
molekul Air saja yang dapat lolos dari pori-pori membrane. Sehingga sebagian massa air memisahkan diri dari Niranya, yang menyebabkan Nira mengalami pengurangan kadar air, sehingga meningkat kadar gulanya atau semakin kental.
Teknologi Membran sebenarnya sudah berkembang luas untuk berbagai bidang kehidupan. Di bidang pengolahan Nira sudah diterapkan sejak 1980-an di Canada dan Amerika Utara pada pengolahan Nira pohon Maple. Nira
pohon Maple yang memiliki kadar Gula 2 % didehidrasi dengan system
membrane dengan alat RO sehingga air murni dapat dipisahkan antara 2/3 sampai 3/4 bagian volumenya dari Nira. Nira menjadi lebih kental dengan kadar Gula Nira sekitar 12 %. Dari kadar gula 2%
menjadi 12% berarti 6 kali lipatnya, ini seandainya diolah dengan
pemanasan tentu sangat lama dan butuh bahan bakar sangat banyak.
Gambar
kiri adalah Nira Tebu sebelum di filtrasi, sedangkan gambar kanan
adalah Nira Tebu yang sudah difiltrasi menggunakan Teknologi Membran.
Nira yang bersih, jernih dengan warna yang sangat cerah ini diproses
tanpa bahan kimia, tanpa pemanasan, dan zat aditif lainnya yang
berbahaya, tetapi hanya dengan menggunakan Teknologi Membran.
Dr. Ir. I Gede Wenten dengan alat Filtrasi Membran dari Teknik Kimia ITB Bandung.
Di Indonesia sebenarnya ada Seorang ahli membrane tingkat dunia, yaitu Dr. Ir. I Gede Wenten dari Teknik Kimia ITB Bandung. Teknologi Membran yang dikembangkannya sudah mencakup berbagai bidang, termasuk bidang industry Gula. Menurut Dr. Ir. I Gede Wenten, Nira Tebu maupun Nira Aren juga bisa menggunakan Teknologi Membran. Nira Aren jika dilakukan pengolahan menggunakan alat RO kandungan Gula Nira dapat ditingkatkan dari 10-12% awalnya menjadi sampai 30%. Artinya
massa air murni yang terdapat dalam larutan Nira dapat dipisahkan
sebanyak sekitar 60 % (atau hampir 2/3) bagian dari Nira. Pada proses ini tidak menggunakan energy panas, sehingga sangat hemat bahan bakar.
Alat RO sudah tidak bisa lagi mengeluarkan massa air dari dalam nira yang kandungan Gulanya sudah 30 % . Oleh
karena itu jika ingin diolah menjadi Syrup Arena tau Gula Aren Cair
dengan kadar Brix atau kadar Gula 66%, maka tetap diperlukan alat
penguapan air nira dengan menggunakan Pan Evaporator, alat Vacum
Evaporator, Thin Layer Evaporator, Rotary Evaporator, Falling Thin
Layer Evaporator, dll. Karena kadar Gulanya sudah tinggi, maka untuk pemasakan hingga mencapai kadar Gula 66 %, tidak terlalu lama memasaknya. Inilah yang dikatakan bahwa teknologi membrane sangat membantu penghematan dalam pengolahan Nira.
Ujicoba Teknologi Membran Filtrasi untuk pengolahan Nira Tebu di salah satu Pabrik Gula di Jawa Timur.
Nira
segar yang bersih, jernih dengan warna yang menarik siap dikemas dalam
botol, diproses hanya dengan Teknologi Membran tanpa pemanasan.
Tidak hanya penghematan namun Teknologi Membran ini dapat membangkitkan ekspektasi yang luar biasa pada bisnis Aren yang cemerlang, karena beberapa hal antara lain :
- Nira menjadi sangat bersih dan hiegenis, karena bisa dipisahkan dengan partikel-partikel kotoran yang mungkin terlarut.
- Nira bisa distrerilkan dari kandungan organisme renik yang menyebabkan mutu nira berubah.
- Nira bahkan bisa dikemas dan dijual dalam keadaan segar tanpa proses pemanasan.
- Dll.
Oleh karena itu dalam system pengolahan yang melibatkan alat RO ini maka proses pengolahan Nira menjadi Gula Aren Cair (Palm Sugar Syrup) adalah sebagai berikut :
- Nira menetes dari tandan bunga dan mengalir ke jaringan pipa melalui dulu APUS (alat pengaman ujung sadapan).
- Nira mengalir dari pipa pohon ke pipa antar pohon yang lebih besar ukurannya.
- Nira kemudian mengalir menuju ke penampungan akhir di pabrik pengolahan, namun di tengah perjalanan Nira melalui pompa pendorong yang berfungsi untuk mendorong Nira ini lebih kuat hingga sampai ke penampungan nira akhir di pabrik.
- Dari penampungan Nira di pabrik nira, sebelumnya Nira sudah melalui alat-alat penyaring sebelum penampungan, yaitu yang berada sebelum penampungan akhir.
- Setelah di penampungan Nira mulai diolah dengan Alat RO Nira guna mengurangi kadar air hingga sekitar 60% sekaligus menaikkan kadar Gula hingga sekitar 30 %.
- Selanjutnya Nira kental ini diolah lanjut untuk menjadi Gula Aren Cair (Syrup) dengan Alat Pan Evaporator. Nira kental dimasak di atas Pan sampai kadar Gula (Brix) mencapai 66 %. Pada Pan Evaporator ini nira dipanaskan menggunakan bahan bakar kayu, minyak atau uap panas. Nira akan mendidih dan menguapkan air yang masih terkandung di dalam nira hingga nira menjadi semakin kental.
- Bila sudah memenuhi syarat mutu syrup, maka kemudian dilakukan pengemasan yang menarik dan baik untuk Gula Cair ini dengan menggunakan wadah botol, wadah kaleng, plastic kemasan, atau wadah lainnya.
Dengan
cara-cara seperti di atas maka produk Gula Cair kita akan sangat
bermutu, tidak kalah dengan Maple Syrupnya Canada, tidak kalah dengan
Arenga Syrupnya Malaysia, dan sirup-sirup dari Negara manapun.
Bagaimana menurut Anda?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar